Jakarta (WartaMerdeka) – Menko Luhut sebagai koordinator PPKM Darurat Jawa dan Bali terus memantau penurunan mobilitas warga, ketersediaan tempat tidu
Menko Luhut cek kesiapan kapasitas rumah sakit |
Berdasarkan data yang dihimpun terkait aktivitas warga pada 11-22 Juli 2021, di wilayah Jawa dan Bali mengalami penurunan mobilitas warga. Walaupun ada beberapa wilayah justru mengalami peningkatan, seperti di Pantura (Pantai Utara) Provinsi Jawa Barat dan Jawa tengah. “Saya berharap beberapa hari ke depan, banyak wilayah-wilayah yang kuningnya (penurunan mobilitas dari -20 hingga -30 persen) bertambah,” ujar Luhut (13/7).
Sebagai informasi, wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan mobilitas secara keseluruhan hingga -21,3 persen. Di Jawa Barat juga menurun mobilitas -9,0 persen. Sedangkan, di Banten -18,1 persen.
Upaya peningkatan kapasitas rumah sakit (RS) dilakukan melalui dua hal, yakni konversi tempat tidur di seluruh Jawa-Bali menjadi 40 - 50% untuk perawatan intensif dan ICU dari keseluruhan total tempat tidur di RS. Kecuali di daerah DKI Jakarta karena kapasitasnya sudah tidak mencukupi. Kemudian, untuk penambahan rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat akan dibantu oleh TNI.
“Saya minta bantuan dari TNI, BNPB, dan Kemenkes untuk terus mencari tempat yang akan dijadikan rumah sakit lapangan dan darurat. Demi membantu pasien yang masih mengantri,” tambah Luhut. Dalam menentukan RS lapangan atau darurat, pemerintah berupaya mendapatkan tempat berkapasitas besar, agar Nakes tidak terserap banyak untuk pemecahan beberapa wilayah.
Mobilitas warga ikut ditekan agar sebaran pandemic bisa dikendalikan |
“Kita akan tambah perawat dan dokter yang baru lulus dan akan di training terlebih dahulu selama tiga hari,” ulas Luhut . Guna menurunkan lonjakan kasus harian, pemerintah terus evaluasi dan menyekat di beberapa titik di Jawa dan Bali. Penurunan mobilitas dipantau melalui facebook Mobility, Google Traffic dan Night Light dari NASA. Dari analisis historis dibutuhkan penurunan mobilitas -30 hingga -50 persen (lw).