Jakarta (WartaMerdeka) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan didampingi Menteri Kesehatan Budi Gun
![]() |
Penanganan pencegahan sebaran Covid-19 harus lebih gencar |
Salah satu Guru Besar FKUI, Prof Salim Harris mengatakan, dampak berlanjut dari mobilitas yang menurun namun saat ini angka konfirmasi positif masih terus naik tinggi. Hal ini ditanggapi Luhut, menurut teori efektif angka akan turun setelah masa inkubasi sekitar dua sampai tiga minggu, sehingga PPKM Darurat masih sangat dibutuhkan untuk mengurangi mobilitas masyarakat.
Dekan FKUI Prof. Ari Fahrial Syam, “saat ini, FKUI telah melakukan berbagai penelitian dan percobaan yang dapat mendukung pemulihan pasien Covid-19 seperti Stem Cell dan Genome Sequencing. Kami membutuhkan dukungan dari Pemerintah untuk dapat meluncurkan penelitian ini,” ujarnya. Dan, FKUI bersama dengan Fakultas Teknik/FTUI sedang berupaya mengembangkan ventilator dan oxygen concentrator yang telah masuk juga ke E-Catalogue diterbitkan oleh LKPP.
Usulan tersebut sangat didukung Pemerintah. “Kami akan terus menindak lanjut perkembangannya dengan FKUI,” sambut Luhut. Tentang sumber daya manusia tenaga kesehatan (nakes) juga menjadi perhatian para Guru Besar FKUI. Prof Siti Setiati menyampaikan, perlindungan untuk para nakes harus diutamakan. “Kami minta tolong pak untuk suntikan vaksin ke-3 bagi para Nakes, tolong segera diluncurkan, karena saat ini sudah banyak nakes yang mulai kelelahan,” pintanya.
Selain itu, Prof Siti juga meminta dipastikannya jumlah ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para nakes dan tempat perawatan jika mereka terpapar virus Covid-19. Pernyataan ini disambut oleh Prof Budi Wiweko mengenai kelanjutan grand design pendayagunaan SDM yang menunjukkan kebutuhan SDM yang sangat besar.
“Dengan adanya skema penambahan nakes dari mahasiswa kedokteran dan perawat yang baru lulus, kita dapat meminta mereka sebagai vaksinator. Untuk Dokter Spesialis Covid-19 dapat fokus kepada pasien di HCU dan ICU, dan Dokter Spesialis lintas sektor dapat membantu bagi pasien dengan Gejala Ringan atau Orang Tanpa Gejala (OTG),” tambahnya.
Prof Hindra Irawan Satari juga memberi tambahan terkait penambahan nakes. APD bukan hal utama yang dapat melindungi mereka dari paparan Covid-19, tetapi aliran ventilasi udara di Rumah Sakit, pengaturan jam kerja, serta pengaliran sumber daya manusianya merupakan hal utama yang dapat membantu nakes untuk tetap bekerja dengan baik. “Nakes yang akan kita minta bertempur dengan Covid-19 ini adalah mereka yang baru lulus, dan mereka merupakan aset bangsa sehingga kita harus menjaga mereka sebaik mungkin,” tambahnya.
![]() |
Adanya tambahan nakes juga harus dibarengi jaminan keselamatannya |
Sementara Guru Besar lainya, Prof Soedjatmiko bahas upaya pencegahan di hulu. Disampaikan, hal utama yang perlu dihindari adalah masih banyaknya masyarakat berkumpul dengan orang yang tidak satu rumah. “Saat ini telah banyak penularan yang terjadi karena cluster keluarga. Oleh karena itu, kita harus dapat menghindari berkumpul lebih dari 5 – 6 orang. Kita harus bisa memperketat usaha di Hulu agar usaha kita di hilir seperti pengurangan moblitas dan vaksinasi juga efektif,” sarannya.