Labuan Bajo/NTT (WartaMerdeka) – “Labuan Bajo cantik itu sudah pasti, tapi harus juga bersih dan sehat”, ujar Deputi Deputi Bidang Koordinasi Pengelol
Sampah laut salah satu masalah utama di Manggarai Barat |
Salah satu yang disorot Kemenko Marves terhadap Labuan Bajo yang sudah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) adalah pengelolaan sampah, limbah, dan pengelolaan jasa lingkungan terkait dengan program blue carbon serta restorasi Mangrove yang berfungsi sebagai penyerap karbon.
Nani berdialog dengan Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores Shana Fatina serta perwakilan organisasi perangkat daerah untuk urusan lingkungan hidup, kehutanan, perumahan.
Bupati, menyampaikan, permasalahan persampahan yang utama di Labuan Bajo adalah sampah laut. “Ada 1-unit kapal pengangkut sampah yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat. Tapi tidak dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya karena konstruksi kapal tidak sesuai dengan area beroperasinya” ujar Bupati. Jajaran organisasi perangkat daerah yang hadir turut menyampaikan pemutakhiran informasi mengenai prasarana dan sarana persampahan.
Nani turut mengecek langsung kemajuan pengembangan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Warloka dan juga (pada lokasi sama) pembangunan insinerator dengan kapasitas 20ton/hari. Dengan total timbulan sampah Kabupaten Manggarai Barat sebanyak 18 ton/hari, operasional insinerator tersebut nantinya dapat mengolah sampah yang diangkut ke TPA Warloka secara optimal.
Sarana persampahan lainnya yang juga turut dilihat adalah Pusat Daur Ulang Labuan Bajo, yang telah dibangun sejak 2018, dengan fokus melakukan kegiatan pengumpulan sampah botol plastik untuk dikirim ke industri daur ulang, dan pencacahan sampah organik sebagai bahan komposting.
Rombongan Kemenko Marves kunjungi salah satu TPA sampah di Labuan Bajo |
Nani menyebut, proses pembangunan insinerator sampah rumah tangga dan limbah B3 medis harus cepat didorong agar segera dapat menyelesaikan permasalahan timbulan sampah dan limbah di Kabupaten Manggarai Barat dan Labuan Bajo.
“Awasi betul setiap dunia usaha yang menghasilkan limbah medis. Bisa melakukan kerjasama dengan operator limbah B3 medis ini nantinya. Akan kita dorong operasional fasilitas ini sesegera mungkin”, ungkap Nani (dh).