Sentul/Jabar (WartaMerdeka) – Dalam rangka percepatan implementasi rehabilitasi mangrove, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritima
Menko Marves Luhut B. Panjaitan (baju putih) saat menanam mangrove |
Kerja Sama dilakukan secara daring dan luring, melibatkan Kemenko Marves, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, PT Pelabuhan Indonesia I (PERSERO), PT Pelabuhan Indonesia II (PERSERO), PT Pelabuhan Indonesia III (PERSERO), PT Pelabuhan Indonesia IV (PERSERO), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI)
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti yang hadir secara daring menyampaikan harapannya agar program ini berjalan dengan baik dan dapat segera dilaksanakan program rehabilitasi sebagai tindak lanjut kerja sama ini.
Menurut Nani, program ini tak hanya menanam saja, tetapi juga mendorong masyarakat agar dapat dilibatkan dalam proses penanaman dan juga dalam pemeliharaannya sehingga benefitnya dirasakan oleh masyarakat lebih optimal lagi. Lalu, segera diluncurkan pilot project program rehabilitasi mangrove melalui program TJSL/CSR ini di Indramayu pada minggu pertama Oktober depan.
Rehabilitasi mangrove melibatkan berbagai pihak baik Pemerintah dan Swasta |
Upaya rehabilitasi mangrove memang melibatkan berbagai pihak, Pemerintah maupun swasta. Bahkan Presiden Jokowi saat pertemuan Leader’s Summit on Climate April 2021 menyatakan, Indonesia sedang melakukan rehabilitasi Mangrove seluas 620.000 ha sampai 2024, dan merupakan program rehabilitasi terbesar di dunia (ma).