"Ketika saya kecil, setiap orang yg bertanya kepada saya apa cita citamu, yang terlintas di pikiran saya waktu itu adalah "pilot". Sejak saat itu, say
Dhamar bersama ayahny |
Pemuda kelahiran Kabupaten Ponorogo (1997) ini, baru saja dilantik Kepala Staf Angkatan Udara sebagai Penerbang muda TNI AU pada momen sangat bersejarah dalam hidupnya, pada Upacara Wing Day Sekolah Penerbang Angkatan Ke-99 TNI AU di Lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta (22/4).
Terlahir sebagai anak dari seorang prajurit TNI AU, Serma Suranto, Dhamar kecil memiliki keinginan menjadi seorang Pilot. Keinginannya tersebut juga selaras dengan profesi bapaknya, sebagai teknisi pesawat terbang (ground crew) di Skadron Pendidikan 102 (Skadik 102) Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta.
Skadik 102 merupakan satuan pendidikan TNI AU yang menyelenggarakan pendidikan sekolah penerbang bagi perwira TNI AU/TNI. Tempat ini pulalah yang akhirnya mewujudkan cita-cita masa kecilnya, menjadi seorang Pilot.
Cita-citanya menjadi Pilot, ternyata sempat sirna semasa di bangku Sekolah Menengah Pertama, yaitu di SMPN 1 Berbah, Yogyakarta. Karena hobinya suka bermain bola voli dan bergabung di Ganevo Volley Ball Club, hingga mewakili Provinsi D.I Yogyakarta pada Kejuaran Nasional Bola Voli Junior.
Saat itu, Dhamar dan Klubnya berhasil meraih juara ke-2. Atas prestasi tersebut pula, Dhamar diterima di salah satu SMA khusus atlet, SMAN 1 Sewon. "Seiring berjalanya waktu saya semakin ingin menekuni olah raga ini dan terbesit keinginan untuk menjadi atlet saja dan mengubur dalam-dalam cita cita kecil saya menjadi Pilot," kenangnya.
Di bangku SMA, Dhamar pilih jurusan IPA. Pada masa akhir sekolah, usai Ujian Nasional (UN), SMAN 1 Sewon melakukan kunjungan ke sejumlah perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta. Kunjungan dibagi dua, jurusan IPA mengunjungi Akademi Angkatan Udara (AAU), sementara IPS ke Universitas Gajah Mada (UGM). Dhamar semmpat kecewa kenapa dirinya tidak mengunjungi UGM.
Rasa kecewanya mulai terobati dan terlupakan, saat diri dan teman-temannya disambut hangat oleh Taruna-Taruni AAU. Para siswa SMAN 1 Sewon pun larut mendengarkan cerita Taruna AAU tentang kehidupan Taruna sehari-hari.
“Saya dan teman-teman SMA mendapat penjelasan dari Kakak - kakak Taruna AAU, mereka menceritakan kegiatan sehari-hari, mulai dari bangun hingga istirahat malam. Hati kecil saya berkata, wah enak sekali kakak Taruna ini, dengan pakaian yang keren, kegiatan yang sangat seru, kemudian setelah lulus menjadi sarjana dan biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh negara," ulas Dhamar.
Sejak kunjungan tersebut, Dhamar kembali berkeinginan, meraih mimpi sewaktu lecil yang sudah dilupakan. "Yah, mah.. saya pengen mendaftar Karbol," tekad Dhamar kepada kedua orang tuanya saat itu (Karbol adalah sebutan bagi Taruna AAU).
"Tahun 2015 saya memberanikan diri untuk mendaftar Karbol, dan ternyata benar saya tidak dapat bersaing dengan rekan-rekan yang lain. Pada saat itu saya sangat kecewa, karena saya menjadi pengangguran, tidak kuliah dan juga tidak mempunyai pekerjaan," beber Dhamar.
Melihat anaknya merasa kecewa karena gagal masuk Karbol, orang tuanya menyarankan, agar Dhamar kuliah saja, sambil menunggu pendaftaran Karbol selanjutnya. Namun, Dhamar berpemikiran lain, dirinya akan tetap fokus mempersiapkan diri, untuk pendaftaran Karbol tahun berikutnya.
"Saya menolak tawaran tersebut. Menurut saya, apabila saya kuliah, maka keinginan dan tekad saya untuk menjadi Karbol akan menurun," tambahnya. Ia pantang menyerah. Dhamar akhirnya diterima sebagai Taruna AAU pada 2016. Empat tahun dilaluinya menjadi Taruna AAU, dengan dinamika kehidupan pendidikan militer yang sarat kedisiplinan dan hirarkis senior-junior.
Pada tahun keempat di AAU, saatnya Dhamar memasuki babak baru dan paling menentukan, apakah dirinya mampu mewujudkan keinginan masa kecil dulu, menjadi Pilot, yaitu pada saat mengikuti seleksi siswa Sekolah Penerbang (Sekbang).
“Rasanya saya tidak menyangka nama saya terpanggil mengikuti seleksi. Kemudian saya mengikuti beberapa tes, mulai dari psikologi, kesehatan dan sampai di tahap akhir. Kembali saya tidak menyangka ketika pengumuman korp ternyata saya masuk Sekbang," sebutnya
Tekad buladnya berhasil mengantarkan sebagai Pilot di TNI AU |
Selama Sekbang, hal unik dan yang tidak akan pernah terlupakan selama hidupnya adalah, pertemuan dirinya dengan sang ayah, Serma Suranto di Skadik 102. Sang anak merupakan siswa Sekbang berpangkat perwira, sementara sang ayah merupakan anggota teknisi pesawat yang bertugas menyiapkan pesawat untuk para siswa Sekbang, termasuk untuk sang anaknya.
Setelah latihan terbang, Dhamar selalu mencium kedua tangan sang ayah sebagai wujud bakti anak kepada orang tuanya. "Saya tidak menyangka, saya bisa melampaui ayah saya. Saya sangat hormat, respect dan mengagumi beliau, sehingga saya bisa seperti saat ini. Beliau orang tua yang berhasil dalam mendidik anak dan saya sangat bangga memiliki orang tua luar biasa seperti beliau," akunya jujur.
Setelah dilantik menjadi penerbang muda TNI AU, Dhamar memulai kariernya di Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Perwira muda dengan tinggi badan 177 cm ini akan menjalani pendidikan transisi menggunakan pesawat angkut VIP dan VVIP (ma).