Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kemenparekraf mengapresiasi kehadiran Desa Wisata Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, yang disebut sebagai
Sesmenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani di Jatiluwih |
Dalam kunjungannya ke Desa Wisata Jatiluwih (2/5), Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan Desa Wisata Jatiluwih telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2012 ini merupakan representasi dari pengembangan pariwisata Indonesia di masa depan. Yaitu pariwisata yang berbasis keberlanjutan lingkungan.
"Kita bisa melihat destinasi ini mampu menunjukkan bahwa kita menekankan (pengembangan pariwisata berbasis) quality tourism dan sustainable tourism," kata Giri, yang juga jajal Cafe Green Talas yang berlokasi di Desa Wisata Jatiluwih. Ia mengapresiasi keberhasilan Cafe Green Talas membuka lapangan kerja bagi warga setempat.
"Di masa pandemi COVID-19, restoran ini berhasil mendukung perekonomian dengan mempekerjakan 12 orang. Selain itu, restoran ini juga dikunjungi oleh sekitar 300 orang, bisa dibayangkan hal ini bisa menyokong perekonomian masyarakat sekitar," tambahnya.
Sebelum pandemi, Desa Wisata Jatiluwih dikunjungi sekitar 1.000 wisatawan perhari. Namun saat pandemi dalam sehari rata-rata hanya 20 orang yang datang bahkan ada kalanya tidak ada sama sekali. Sejak Mei 2022 ini, jumlah kunjungan wisatawan berangsur naik secara signifikan hingga berkisar 400-500 wisatawan perhari.
Jatiluwih sudah diakui UNESCO pada 2012 |