Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK Siti Nurbaya menghadiri rangkaian pertemuan internasional Stockholm+50, digelar di Stockholm Swedia, pada
Menteri LHK Siti Nurbaya di Stockholm +50 |
"Dalam semangat ini, Indonesia menekankan pentingnya solidaritas dan kolaborasi semua negara dalam melakukan aksi lingkungan," ucap Siti. Beberapa poin penting dalam upaya aksi lingkungan disampaikan. Pertama, tindakan nyata dan implementasi adalah kuncinya. Semua pemangku kepentingan harus meningkatkan aksinya untuk mengatasi krisis global termasuk iklim, keanekaragaman hayati dan polusi.
"Kita harus dapat berbagi dan memobilisasi inovasi, teknologi, pengetahuan, dan sumber daya keuangan yang tersedia untuk mengisi kesenjangan implementasi di antara negara-negara," jelas Siti. Kedua, peran pemuda sebagai kolaborator utama Indonesia adalah
Indonesia sepenuhnya mendukung gagasan Stockholm+50 untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi kaum muda. "Di Indonesia, bersama para pemuda dan Green Leaders, kami telah mentransmisikannya ke dalam aksi bersama, termasuk dalam program rehabilitasi mangrove belakangan ini. Kontribusi mereka untuk pembangunan berkelanjutan sangat penting," terangnya.
Ketiga, pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif harus menjadi fokus bersama. Pandemi Covid-19 telah memberi banyak pelajaran berharga. "Dari sini kami belajar bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat pulih dengan sendirinya. Tidak ada yang terisolasi, karena semua orang saling terhubung," ungkapnya.
Terkait hal tersebut, Indonesia memasukkan prinsip-prinsip ini dalam tema Kepresidenan G20: “Recover Together, Recover Stronger”. Melalui tema ini, Indonesia bertekad untuk mempromosikan strategi yang inklusif dan tangguh, untuk kepentingan semua termasuk negara-negara berkembang yang rentan, berpenghasilan rendah dan pulau-pulau kecil.
Siti juga kembali menegaskan, perubahan hanya bisa terjadi jika kita mentransmisikan komitmen ke dalam tindakan nyata. Sebagaimana Konferensi Stockholm telah dengan jelas menyuarakannya lima puluh tahun yang lalu bahwa kita harus menggunakan pengetahuan kita untuk membangun, bekerja sama dengan alam, lingkungan yang lebih baik untuk generasi sekarang dan mendatang.
Pertemuan Stockholm 1972 adalah konferensi tingkat dunia pertama yang membahas isu lingkungan. Konferensi Stockholm telah meletakkan dasar untuk pengaturan global mengenai perlindungan lingkungan. Sebuah momen yang juga diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup setiap tahunnya ini memasuki usia 50 tahun.
Peran Indonesia sangat penting dalam pertemuan lingkungan internasional ini |