Hal itu dibuktikannya dalam semua karya filosofisnya. “Bukan cuma dalam maha karyanya yang berjudul Also sprach Zarathustra (Demikian Sabda Zarathustr
![]() |
Friedrich Nietzsche (1844-1900) |
Hal itu diungkapkan Juanda Rovelim, CEO iCommunity, dalam diskusi buku “Filsafat Nietzsche: Way of Life dan Entrepreneurship,” di acara Book and Music, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Acara itu diselenggarakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA.
Selain Juanda, pembicara lain adalah penulis/penerjemah Berthold Damshäuser. Memberi sambutan pembukaan Ketua Umum SATUPENA Denny JA. Hadir juga Ketua Dewan Penasihat SATUPENA, Chappy Hakim.
Juanda menuturkan, ada sejumlah konsep spesifik Nietzsche yang masih bergema bagi para pemimpin bisnis saat ini. Dalam bukunya Twilight of the Idols (1889), Nietzsche berfilsafat tentang menantang atau mengambil "palu" untuk idola kita. Idola adalah sesuatu atau seseorang yang sangat kita puja.
Menurut Juanda, ini adalah pemikiran sentral di balik ide kewirausahaan: Idola adalah status quo, atau area yang diyakini sebagian besar pasar tidak dapat diubah. Namun, seringkali kesediaan untuk menguji infalibilitas suatu konsep menunjukkan, tidak ada yang kebal dari perbaikan.
Itu mengarah pada peluang. “Hal ini sangat sesuai dengan gagasan awal buku Network Always Win. Bahwa kita tidak bisa mengandalkan pada model, strategi 5 tahunan, dan sebagainya,” tutur Juanda. “Perubahan zaman bergerak begitu cepat. Kita harus lincah dan mampu melawan konvensi-konvensi lama, yang memang --jika dulu pernah berhasil-- namun kini sudah usang,” tegasnya.
![]() |
Perkumpulan Penulis Satupena bahas pemikiran Nietzsche |
Hal itu dibuktikannya dalam semua karya filosofisnya. “Bukan cuma dalam maha karyanya yang berjudul Also sprach Zarathustra (Demikian Sabda Zarathustra), yang merupakan karya puitis sekaligus karya filosofis,” sambung Berthold (ma).
Foto: Istimewa