Tak ada negara kuat dan bersih tanpa kehadiran polisi yang juga kuat dan bersih. Demikian pernyataan penutup dalam konferensi pers yang diadakan oleh
Kasus FS membuat kepercayaan publik turun kepada Polri |
Hal itu diungkapkan oleh Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, dalam Webinar yang membahas reformasi kepolisian Indonesia di Jakarta (20/10). Sebagai narasumber adalah Prof Adrianus Meliala, kriminolog Universitas Indonesia. Diskusi dipandu oleh Swary Utami Dewi dan Amelia Fitriani.
Denny JA menuturkan, ada empat sudut berita yang mencuat dari konferensi pers LSI Denny JA tersebut. Pertama, kasus Ferdy Sambo adalah kasus yang paling dramatis sepanjang tahun 2022. Jarang sekali ada kasus yang seheboh ini dalam 10 tahun, bahkan 50 tahun terakhir.
Kedua, kasus Sambo membuat tingkat kepercayaan masyarakat ke Polri turun 13 persen. Padahal tingkat kepercayaan publik pada polisi pernah mencapai 87,8 persen pada 2018.
Ketiga, LSI Denny JA memetakan sikap pemilih 5 capres soal kepercayaan kepada Polri. Lima capres/cawapres utama itu adalah: Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo |
Keempat, responden ternyata lebih percaya pada Kapolri dibandingkan pada lembaga Polri. “Ini berita baik buat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo,” ujar Denny. Artinya, publik melihat dan percaya padanya bahwa ia sedang dalam tugas untuk bersih-bersih di tubuh Polri (dh).
Foto: Istimewa