Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, gelar diskusi tentang hubungan antara agama dan adat tradisi, dengan belajar dari kasus Yogyakarta. Obrolan H
![]() |
Menarik mengamati harmonisasi agama dan tradisi di Yogyakarta |
Akan berbicara Achmad Charris Zubair, budayawan Yogyakarta. Diskusi akan dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Anna Ratri. Menurut panitia webinar, kebudayaan merupakan suatu proses dinamis yang dapat muncul sebagai jawaban atas persoalan-persoalan terkini umat manusia.
Dengan menjawab permasalahan yang ada di masyarakat, budaya dapat tumbuh, berkembang dan eksis di masyarakat secara turun-temurun. Dalam beberapa hal, agama juga tumbuh dan berkembang untuk menjawab problematika kehidupan manusia. Takdir, kehidupan setelah kematian adalah contoh citra transendental yang membantu 'mengendalikan' manusia.
Budaya yang hidup dan berkembang di Indonesia, khususnya budaya Jawa, dapat menjadi panutan dan contoh perpaduan budaya dan agama yang harmonis. Bahwa agama bisa eksis tanpa mensubordinasikan budaya, adalah kesadaran tinggi masyarakat Jawa. Wong Jawa percaya, agama dan budaya sama-sama berkontribusi terhadap nilai kemanusiaan dan peradaban.
Di Jawa, khususnya Yogyakarta, masyarakatnya dikenal sangat terbuka terhadap budaya, agama, dan suku yang berbeda. Paparan dari dunia luar tidak mudah mengubah kuatnya akar budaya masyarakat Yogyakarta.
![]() |
Webinar mengundang pembicara budayawan Achmad Charis Zubair |
Foto: Istimewa