WartaMerdeka, Warta Merdeka, Satupena meneruskan tradisi yang menghargai para penulis berdedikasi, karena melalui merekalah dilahirkan buku-buku yang
![]() |
Satupena terus berdayakan penulis muda |
Hal itu diungkapkan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, dalam Webinar tentang efek buku dan Satupena di Jakarta (8/12). Sebagai narasumber adalah penyair Anwar Putra Bayu, yang juga penulis senior Satupena. Diskusi ini dipandu oleh Amelia Fitriani dan Swary Utami Dewi.
Menurut Denny, “Satupena memberikan penghargaan pada penulis berdedikasi, yang menulis buku-buku yang mempengaruhi kesadaran kita.” Pada 2022 ini, untuk kategori nonfiksi, Satupena Award diberikan kepada Musdah Mulia.
“Musdah Mulia banyak menulis buku tentang emansipasi wanita, melalui tafsir agama secara modern,” ujar Denny. Musdah adalah wanita pertama yang diangkat sebagai profesor peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Saat ini Musdah Mulia menjadi dosen pemikiran politik Islam di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sedangkan untuk kategori fiksi, Satupena Award diberikan kepada Eka Budianta. “Ini karena dedikasi Eka dalam menulis sastra dan menumbuhkan para penulis muda,” jelas Denny.
Eka Budianta dikenal banyak menulis puisi. Ia juga menulis tentang lingkungan hidup, pariwisata, pendidikan, dan kolom sosial politik. Eka Budianta pernah menjadi wartawan majalah Tempo (1980-1983), koresponden koran Jepang Yomiuri Shimbun (1984-1986), dan asisten pada Pusat Informasi Perserikatan Bangsa-bangsa (UNIC).
![]() |
Dengan Satupena bisa berikan gairahkan bagi penulis untuk berkarya |
foto: Istimewa