Toleransi beragama di Indonesia senantiasa mendapat tantangan Jakarta ( WartaMerdeka ) – Tingkat toleransi di Indonesia saat ini cuma sekada...
Toleransi beragama di Indonesia senantiasa mendapat tantangan |
Di webinar yang berlangsung di Jakarta (5/1), Satrio mengutip hasil penelitian berjudul “Potret Umat Beragama Tahun 2021”, dilakukan oleh Alvara Institute pada Desember 2021. Disebutkan berbagai fakta menarik tentang kondisi keberagamaan di Indonesia.
Satrio mengungkapkan, salah satu indikator dari indeks moderasi beragama adalah toleransi. Dimensi toleransi itu sendiri diukur dari empat hal: Pertama, kesediaan menerima orang beragama lain untuk menjadi pemimpin publik. Kedua, perempuan dapat mengambil keputusan strategis dalam keluarga.
Ketiga, perempuan boleh menjadi pemimpin public. Dan keempat, umat Islam dan non-Islam setara di hadapan hukum dan pemerintahan. Satrio menjelaskan, hasil penelitian Alvara Institute ini mengungkapkan, Indeks Moderasi Beragama secara nasional mencapai 74,9 pada skala 0-100.
Dimensi komitmen kebangsaan memiliki nilai tertinggi yaitu 84,5, diikuti dimensi penerimaan terhadap tradisi lokal (79,2), dimensi anti kekerasan (74,6), dan terakhir dimensi toleransi (60,6). “Dimensi toleransi memiliki nilai paling rendah. Tentu ini menjadi catatan tersendiri, karena 14 poin di bawah rata-rata,” ulas Satrio.
Satrio juga mengingatkan beberapa kasus yang sempat mencuat di media massa, di mana toleransi beragama tampak sangat rendah. Seperti, adanya hambatan dalam melaksanakan ibadah atau membangun rumah ibadah. Riset Alvara Institute menggunakan pendekatan riset kuantitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara tatap muka kepada 3.597 responden yang tersebar di 34 provinsi.
Satrio Arismunandar |
Agama yang dianut responden juga sesuai dengan agama yang dianut masyarakat Indonesia. Mayoritas responden beragama Islam (86,7%), diikuti oleh Kristen Protestan (6,6%), Katolik (3,2%), Hindu (2,2%), Buddha (1,1%) dan (0,2% Konghucu (dh.
Foto: Istimewa