Lukisan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan karya Denny JA diharapkan bisa membuka wawasan para peserta dan delegasi IMLF (Internation
![]() |
Peserta IMLF menikmati karya Denny JA soal lukisan Artificial Intelligence |
Hal itu diungkapkan Satrio Arismunandar, doktor filsafat dari Universitas Indonesia, yang jadi peserta IMLF (26/2). Denny JA adalah Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA.
IMLF yang diselenggarakan oleh SATUPENA Sumatera Barat/Sumbar, bekerja sama dengan Talenta Indonesia, berlangsung pada 22-27 Februari 2023, di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi di Baso, Kabupaten Agam, Sumbar.
Di gedung PPSDM ini dipajang 15 lukisan Denny JA yang dibuat dengan bantuan aplikasi AI. Posisi lukisan Denny sangat strategis: di bagian depan. Begitu pengunjung masuk, pasti melihat lukisan AI karya Denny.
Pengunjung pameran yang melihat lukisan cukup ramai. Semua peserta dipastikan masuk ke ruang pamer, dan bila ada pejabat datang juga dibawa melihat lukisan. Satrio menjelaskan, alat menggambar dan melukis otomatis adalah program perangkat lunak yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan gambar atau karya seni berdasarkan input pengguna.
Seperti terlihat dari lukisan-lukisan karya Denny, alat-alat berteknologi AI ini dapat digunakan untuk membuat berbagai macam gaya seni, mulai dari potret realistis hingga komposisi abstrak.
“Esensi dari karya yang dibuat Denny dengan aplikasi AI adalah bahwa teknologi kecerdasan buatan ini sudah merasuk jauh ke dalam proses kreasi. Bukan cuma lukisan, tetapi juga puisi, esai, artikel, lagu, dan sebagainya,” terang Satrio.
“Lalu bagaimana kita sebagai penulis harus menempatkan diri di tengah perkembangan AI yang dahsyat ini? Ketika semua puisi atau lagu bisa diciptakan begitu mudah dengan AI, di mana peran kita sebagai penulis dan kreator?” tanya Satrio.
![]() |
Lukisan AI memiliki banyak pesan baru dalam dunia digital |
Foto: Istimewa