Faktor terjelas dan terpenting bagi bertahannya sebuah pernikahan adalah komitmen bagi suami dan istri. Itu dikatakan Satrio Arismunandar, wartawan se
![]() |
Pasangan suami-isteri harus miliki komitmen yang sama merawat pernikahan |
Webinar dengan pembicara utama konsultan pernikahan Rani Anggraeni Dewi itu berlangsung di Jakarta (16/2). Satrio menjelaskan, kesimpulan yang dikatakannya itu berdasarkan penelitian tentang pernikahan dan perceraian di Amerika Serikat, yang angka perceraiannya sangat tinggi.
Mengapa komitmen begitu penting? Satrio mengutip pendapat Scott Stanley, seorang peneliti dan terapis perkawinan terkemuka di AS. Stanley mendefinisikan komitmen sebagai ”memiliki pandangan jangka panjang tentang perkawinan yang membantu kita agar tidak terbebani oleh masalah dan tantangan yang kita alami dari hari ke hari”.
“Ketika ada komitmen tingkat tinggi dalam suatu hubungan, kita merasa lebih aman dan bersedia memberi lebih. Mengembangkan tingkat komitmen ini dapat memakan waktu, saat kita belajar mengubah pola pikir,” lanjut Satrio. Makanya, saat keharmonisan rumah tangga terancam, maka akan sangat membantu untuk mengingat saat-saat indah dalam hubungan yang telah dibinanya.
Perceraian sangat umum di AS. Hampir 50 persen dari semua pernikahan berakhir perceraian atau perpisahan permanen. Komitmen telah terbukti menjadi faktor yang jelas, mengapa beberapa pasangan tetap bertahan bersama.
![]() |
Satrio Arismunandar |
Meskipun perceraian selalu menjadi bagian dari masyarakat AS, perceraian menjadi lebih umum dalam 50 tahun terakhir. Perubahan undang-undang telah membuat perceraian jauh lebih mudah. Tingkat perceraian tertinggi pernah tercatat terjadi pada era 1970-an dan awal 1980-an. Tingkat perceraian telah menurun sejak saat itu, namun masih tetap tinggi (dh).
Foto: Istimewa